Beranda | Artikel
Fikih Hari Jumat
Senin, 3 Maret 2025

Fikih Hari Jumat ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 18 Sya’ban 1446 H / 17 Februari 2025 M.

Kajian Tentang Fikih Hari Jumat

Yang pertama, hari Jumat memiliki keutamaan yang sangat besar. Hari Jumat merupakan hari yang spesial dan istimewa bagi kaum Muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang Allah Subhanahu wa Ta’ala istimewakan.

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة

“Sebaik-baik hari yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saking mulianya hari Jumat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai objek sumpah dalam firman-Nya dalam Surah Al-Burūj:

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ ۝١ وَٱلْيَوْمِ ٱلْمَوْعُودِ ۝٢ وَشَاهِدٍۢ وَمَشْهُودٍۢ ۝٣

“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, demi hari yang dijanjikan, dan demi yang menyaksikan serta yang disaksikan.” (QS. Al-Buruj[85]: 1-3)

Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam penjelasannya mengenai ayat ini mengatakan bahwa:

ٱلْيَوْمِ ٱلْمَوْعُودِ (al-yaum al-maw’ūd) adalah hari kiamat,

وَشَاهِدٍ (wa shahid) adalah hari Jumat.

Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan hari Jumat sebagai objek sumpah. Ketika Allah bersumpah atas sesuatu, maka hal itu menunjukkan keagungan dan kemuliaannya. Karena Allah, Yang Maha Mulia, tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang memiliki nilai agung dan mulia.

Kemudian, sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:

وَٱلْمَشْهُودُ يَوْمُ عَرَفَةَ

“Dan yang dimaksud dengan al-masyhūd adalah hari Arafah.”

Tiga hari ini benar-benar istimewa:

  1. Hari Kiamat, yaitu hari yang agung dan luar biasa.
  2. Hari Arafah, yaitu hari yang memiliki keutamaan besar dalam Islam.
  3. Hari Jumat, yang memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang istimewa dan dispesialkan oleh Allah subḥanahu wa ta’ala adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ ٱلشَّمْسُ يَوْمُ ٱلْجُمُعَةِ

“Hari yang paling baik yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat.” (HR. Muslim)

Karena hari Jumat adalah hari yang paling baik, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai hari terjadinya beberapa peristiwa besar. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

  1. Pada hari Jumat, Nabi Adam ‘alaihis salam diciptakan.
  2. Pada hari Jumat, Nabi Adam dimasukkan ke dalam surga.
  3. Pada hari Jumat, Nabi Adam dikeluarkan dari surga.
  4. Pada hari Jumat, taubat Nabi Adam diterima oleh Allah.
  5. Pada hari Jumat, Nabi Adam wafat.
  6. Pada hari Jumat pula, hari kiamat akan terjadi.

Tidak ada satu hewan pun di bumi ini, kecuali pada hari Jumat sebelum matahari terbit, mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian karena takut hari kiamat tiba pada hari itu.

Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam juga bersabda:

وَفِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Dan di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba Muslim menemuinya dalam keadaan sedang berdiri melaksanakan salat, lalu ia memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah akan memberikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kita lanjutkan pembahasan sebelumnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, disebutkan banyak sekali keutamaan dan keistimewaan hari Jumat. Hadits tersebut menjelaskan beberapa peristiwa besar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala pilih untuk terjadi pada hari Jumat.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Nabi Adam ‘alaihis salam:

  1. Diciptakan pada hari Jumat.
  2. Dimasukkan ke dalam surga pada hari Jumat.
  3. Dikeluarkan dari surga pada hari Jumat.
  4. Taubatnya diterima oleh Allah pada hari Jumat.
  5. Wafat pada hari Jumat.
  6. Hari Kiamat juga akan terjadi pada hari Jumat.

Bahkan, setiap hari Jumat, seluruh hewan-hewan di muka bumi bersiap-siap mendengarkan dengan penuh perhatian, karena mereka khawatir jika hari Jumat tersebut adalah hari terjadinya Kiamat.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا وَهِيَ مُصِيخَةٌ يَوْمَ ٱلْجُمُعَةِ مِنْ حِينَ تُصْبِحُ حَتَّىٰ تَطْلُعَ ٱلشَّمْسُ شَفَقًا مِنَ ٱلسَّاعَةِ إِلَّا ٱلْإِنْسَانَ

“Tidak ada satu pun makhluk melata (hewan) kecuali mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian pada hari Jumat sejak pagi hingga matahari terbit, karena mereka khawatir jika hari Jumat itu adalah hari terjadinya kiamat. Kecuali manusia, mereka tidak melakukannya.” (HR. Abu Dawud, no. 1046; Ahmad, no. 10273)

Perkara ini adalah kabar gaib, yang tidak mungkin kita ketahui kecuali melalui wahyu. Dan ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang merupakan seorang nabi yang maksum (terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan wahyu). Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya dan meyakininya tanpa keraguan sedikit pun.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54953-fikih-hari-jumat/